Sabtu, 17 September 2016

THE AFTERLIFE

CHAPTER 1 : NEW LIFE

23 Mei 2025




“Huda, cepat kau bangun atau kau akan kembali terlambat ke sekolah nanti” itulah kata kata yang sering diucapkan oleh Ibu seorang anak yang bernama Huda yang tidak menginginkan anaknya terlambat ke sekolah.

Huda yang mendengar perkataan tersebut langsung terbangun dari tempat tidur dan melihat sekitar kamarnya dan hanya bisa terdiam,

“Huda, kau malah diam saja, Cepat mandi lalu sarapan sana” lanjut Ibu nya yang tiba tiba memecahkan keheningan Huda yang dari tadi diam saja setelah bangun.

”baiklah bu iya iya” respon Huda sambil mengambil handuk nya dan berjalan pelan ke arah kamar mandi.

Selesai mandi Huda langsung memakai seragam sekolahnya dan langsung menuju ruang tamu dan dilihat lah Ayahnya dan Ibunya yang sedang sarapan, langsung saja Huda menyantap sarapannya.

 “Huda, Ayah berpikir akan melanjutkan pendidikan kau di negara luar sana, bagaimana menurut kau ?” Tanya Ayahnya yang memecahkan keheningan di pikiran Huda.

“aku sih tidak masalah memang negara mana” Tanya Huda kepada ayahnya.

 “Jepang” jawab Ibunya langsung.

 “Heh ? apa ? Jepang ? kenapa harus negara itu ? aku tidak mengetahui apa apa soal negara tersebut, apalagi bahasa disana kan susah dipahami dan juga disana aku harus tinggal dengan siapa ? ” balas Huda yang tidak mempercayai apa yang dikatakan Ibunya.

 “Tenang Huda kau akan mempelajari bahasa negara sana karena ayah sudah menyiapkan pembelajaran khusus bahasa dari suatu institusi umum dan soal dimana kau akan tinggal, kamu akan tinggal di rumah teman ayah disana” balas ayahnya panjang lebar.

Huda hanya bisa diam seolah tidak percaya bahwa hidupnya akan dilanjutkan disana.

 “ Tenang Huda, disana kau hanya melanjutkan sekolahmu sesuai dengan pembelajaran disini dan anak dari teman ayah, murid disana juga dan dia mungkin akan membantu mu untuk beradaptasi” sambung Ibunya.

 “Yaahh baiklah jika itu permintaan ayah dan ibu” respon Huda dengan sedikit tidak semangat

(Sekitar hampir 1 bulan mengikuti pembelajaran tambahan mengenai bahasa jepang maka, Huda pergi ke jepang sesuai dengan permintaan ayah dan ibunya dan tidak lupa dia berpamitan dengan orang yang disayanginya tersebut)

20 Juli 2015

Sesampainya di Jepang, Huda mencari kendaraan yang bisa mengantarkannya ke Kediaman teman Ayahnya tersebut, maka dipilih lah taksi untuk mengantarkannya. Setelah sampai, Huda tidak langsung mengetuk pintu tapi melihat lingkungan sekitar dimana dia akan tinggal. Rumah yang memiliki 2 lantai dan perkarangan halaman di luarnya yang cukup luas sudah memberikan kesan yang baik dan memukau untuk Huda.

“Kediaman yang bagus, aku mungkin akan menikmatinya dengan baik. Baiklah mari bertemu dengan pemiliknya” ujar Huda sambil berjalan dan membawa tasnya.

 Diketuk lah pintu rumah tersebut dan yang menyambutnya adalah seorang perempuan dengan celemek warna hitam dan rambut yang dikincir satu ke samping dan yang dipikirnya dia seumuran dengannya.

“Eh, Halo selamat siang. Kamu siapa yah ?” Tanya perempuan itu.

” Selamat siang juga, maaf saya Huda dari Indonesia yang datang kesini untuk melanjutkan pendidikan saya dan juga saya disuruh tinggal bersama dengan tuan Sonahari apa benar ini rumahnya ? “ Tanya Huda dengan nada pelan dan sedikit malu karena ini pertama kalinya dia berbicara dengan seorang perempuan dari luar negeri.

 “Hoo maaf ya ini bukan kediaman tuan Sonahari, mungkin kamu salah alamat” respon perempuan itu.

“ooh begitu ya maaf menganggu kalau begitu” jawab Huda dengan nada sedikit lesu dan membalikkan badannya.

Belum ada beberapa langkah, perempuan tersebut tertawa dan memanggilnya,”Hai kau, maaf aku mengerjai mu hahahahaha maaf maaf, kau ini anak yang sering dibicarakan ayah ku. Aku anak nya, nama ku Sonahari Arisu, salam kenal ” ujar Arisu.

Huda hanya bisa diam dan sedikit menahan rasa kesalnya, akan tetapi melihat anak perempuan itu tertawa rasa marahnya sedikit bisa dikendalikan atau menurun.

”Salam kenal juga” respon Huda pendek.

 “Oh iya kau bisa memanggilku Arisu dan ayo masuk, kau pasti lelah, akan kutunjukkan dimana kau akan tidur nanti dan merapikan barang barangmu” ajak Arisu.

 “ Eh ? tidak apa apa memanggil mu dengan nama panggilan mu, kudengar orang jepang memanggil seseorang dengan nama keluarganya ?” jawab Huda dengan pertanyaan sambil berjalan masuk.

 “Ooh untuk kau tidak apa apa” jawab Arisu sambil tersenyum.

Lalu mereka berdua masuk dan berjalan keatas. “ Nah kau akan tidur disini yah. Ruangannya memang kecil tapi cukup nyaman kok. Di sampingnya adalah kamar ku, kalau ada apa apa panggil saja yah. Oh ya jangan lupa ketuk pintu dulu ya’’ jelas Arisu panjang lebar.

”hoo ok ok ruangan segini juga sudah lebih dari cukup kok, lagipula bawaan ku juga enggak banyak” jawab Huda sambil menaruh tasnya.

“Sekarang lebih baik kau membereskan barang mu saja, aku mau ke dapur dulu. Makan malam harus segera siap sebelum ayahku datang” ujar Arisu sambil berjalan pelan meninggalkan Huda di kamarnya.

” Eh tunggu Arisu, kau tinggal berdua saja dengan ayahmu ?” Tanya Huda.

”Ya, memangnya kenapa ?” jawab Arisu sambil bertanya balik.

” Eh tidak apa apa” respon Huda.

”Ooh kau pasti berpikir dimana Ibu ku yah, Ibu ku sudah lama meninggal sejak ku masih TK” jawab Arisu
.
“Ooh begitu, aku turut berduka” respon Huda pelan.

 “Tidak apa tidak apa, baiklah sampai nanti dibawah” respon Arisu sambil terus berjalan.

 Huda lalu menutup pintu kamarnya dan membereskan barang barangnya. Pada malam tiba, Arisu memanggil Huda untuk makan malam dan ayah Arisu sudah tiba di rumah dan sedang duduk bersantai.

 “ Ooh ini dia anak dari Tuan Harudi, hahahaha pertama saya melihat kau masih setinggi kaki saya” canda tuan Sonahari, diikuti dengan tawa kecil Arisu yang berjalan ke arah mereka dengan membawa mangkuk makanan yang menandakan bersiap untuk makan malam.

 Semua sudah kebagian nasi masing masing dan mereka mulai makan, “ hohoho pelan pelan Huda, saya tau kau sangat lapar tapi makanan itu perlu dinikmati dengan baik agar tetap terasa” jelas Tuan Sonahari.

\Mendengar hal itu Huda sedikit malu dan memelankan tahap makanannya dan juga dia bersyukur dia sudah paham cara makan orang Jepang. Sesudah makan, Arisu membereskan meja makan dan mangkuknya.

“ Biarkan aku membantu mu membereskannya, Arisu” spontan Huda yang tiba tiba mengambil mangkuk mangkuk yang belum diambil di meja makan.

 “Eh tidak usah tidak usah” respon Arisu yang mengangkat telapak tangannya dan berusaha mengambil mangkuk di tangan Huda.

” Heeh sudah tidak apa, kau sudah membantuku membawa barangku ke kamar tadi. Anggap saja ini balas budi yang sederhana” jawab Huda sambil melepaskan tangan Arisu dari mangkuk yang masih dipegangnya dan berjalan menuju dapur.

“ dia anak yang baik, sama seperti ayahnya” respon Tuan Sonahari melihat hal tersebut,

 Arisu hanya bisa mengangguk dan berjalan kembali ke dapur. Selesai urusan di dapur Arisu berjalan ke kamarnya dan masuk sementara Huda terlibat pembicaraan singkat dengan Tuan Sonahari, selesai pembicaraan tersebut. Huda berjalan ke kamarnya dan bersiap untuk tidur. Tiba tiba handphone berdering menandakan dia mendapat pesan singkat.

Pesan singkat ini berisi ucapan “Selamat malam dan Selamat tidur, Mimpi indah dan semoga hari esok pertama kau memulai hidup disini berjalan baik” karena heran dan bingung karena ini pesan singkat pertama yang diterimanya di Jepang,

 maka dia segera membalasnya karena penasaran “ Terima kasih tapi ini siapa ya ?” begitulah isi pesan balasan untuk yang mengirim pesan singkat tersebut ke Huda.

“Aku adalah anak yang ada di kamar sebelah mu (/>o<)/ “ balas pesan itu lagi. Melihat pesan itu Huda hanya bisa bingung, kenapa Arisu bisa tau nomor hpnya dan apakah ini yang biasa dilakukan anak muda Jepang ? dengan diliputi rasa bingung dia pun tidur.

Keesokan paginya, Huda bersiap untuk pergi ke sekolah barunya, karena dia tidak tau memakai seragam apa, maka dia pergi ke kamar Arisu dan diketuklah pintu kamarnya,

”Arisu, hei Arisu apa kau di dalam ? ada yang ingin aku tanyakan soal sekolah hari ini..” ujar Huda sambil terus mengetuk yang makin lama semakin keras.

 “Wah wah tidak ada respon, apa ini anak masih tidur ? padahal sudah jam segini,Hei Arisu karena waktu nya sudah hampir telat.Aku masuk ya…” kata Huda lagi sambil membuka pintu kamar Arisu
 dan dilihatnya kamarnya yang kosong dan banyak boneka dan banyak buku bacaan sebagaimana wajarnya kamar perempuan pada umumnya. Dia pun melihat lihat sebentar sekeliling ruangan tersebut, tiba tiba Arisu keluar dari salah satu pintu di kamarnya dan hanya memakai handuk dan dengan rambut yang basah dan dia kaget karena Huda berada di kamarnya, begitu pula Huda yang tiba tiba kaget melihat Arisu yang hanya berbalut seperti itu.

”AAaaaaahhhh Huda!!!! Apa yang kau lakukan disini ???” teriak Arisu karena kaget,

”AAaaah Arisu, maaf maaf….aku…..eh…Maaaf!!!!” balas Huda yang langsung berlari keluar dan menutup pintu kamarnya dan kembali ke kamarnya

dengan nafas naik turun dengan cepat.” Sial, anak ini mandi tanpa mengunci pintu kamarnya dan apa yang harus kukatakan ke dia ? mungkin aku akan dihabisi olehnya” pikir Huda sambil terus mengatur nafasnya kembali normal.

karena dia tidak tau harus apa maka dia memakai seragam yang menurutnya benar, saat dia memakai seragamnya terdengar ketukan pintu kamarnya.

”Huda,Huda ? apa aku boleh masuk ?” terdengar suara Arisu dari luar kamarnya.

karena tidak ada pilihan lain maka Huda mempersiapkan segalanya dan berkata apa adanya,”Hee iya silahkan” balas Huda yang langsung duduk dan masuklah Arisu dan dilihatnya Arisu yang memakai seragam khusus perempuan dengan rambutnya seperti biasa yang ber diikat satu dengan pita merah dan juga dia memakai stocking hitam yang panjang menandakan itu cara berpakaian nya untuk sekolah.

”Huda soal tadi pagi…”

“Maaf kan aku, aku tadi pagi asal masuk ke kamarmu karena kau tidak merespon saat ku panggil untuk menanyakan soal seragam hari ini maka mungkin kau mengizinkan aku masuk” jelas Huda yang memutuskan bicara Arisu.

Mendengar hal itu Arisu hanya bisa tertawa lebar,

”Hahahahahahaha Huda, dengarkan dulu. Seharusnya aku yang minta maaf karena tidak merespon mu karena aku terlalu fokus mandi dan reflek berteriak seperti itu dan juga seragam yang kau pakai benar kok” jelas Arisu panjang lebar.mendengar hal itu Huda merasa tenang,

dikiranya dia akan dimarahi oleh nya.” Baiklah permasalahan sudah selesai ayo ke bawah, kita sarapan sebelum ke sekolah” ajak Arisu yang seketika menarik tangan Huda…

” eh iya iya sabar jangan asal tarik” ujar Huda yang sedikit kaget.

mereka pun sarapan pagi dengan roti yang dibuat oleh Arisu.

” Arisu, ayah mu kemana ?” Tanya Huda yang memulai pembicaraan.

”Ooh dia dari pagi buta sudah keluar kerja karena tempat kerja yang jauh” jelas Arisu sambil mengolesi rotinya dengan selai.

”Ooh begitu yah” respon Huda pendek.

Selesai sarapan mereka berdua bersiap siap berangkat ke sekolah. Di perjalanan mereka berdua bertemu dengan teman Arisu yaitu seorang perempuan dan seorang laki laki.

“Hei Arisu chan!!!!!” panggil perempuan itu. Mendengar itu Arisu melambaikan tangannya dan berjalan ke arah mereka diikuti Huda dibelakangnya yang dari tadi sibuk dengan earphone di HandPhone nya dan tatapan datar nya.

 “Arisu chan selamat pagi” sapa anak perempuan itu

.”Selamat pagi Sonahari san” lajut sapaan anak laki laki disamping anak perempuan itu.

”Selamat pagi juga Izuki chan,Seishiro san” balas Arisu.

Huda pun berhenti di belakang Arisu dengan wajah yang datar  dan melepaskan earphonenya.

”Oh ya Huda, ini teman teman ku.” ujar Arisu menujukkan temannya.

“Selamat pagi, Saya Huda panggil saja Huda, saya murid yang pindah dari Indonesia dan maafkan bila bahasa jepang saya masih rada salah dan mohon bantuaanya” salam Huda memperkenalkan diri.

 “Selamat Pagi juga Huda, nama ku Wakatsuki Niizuki” salam Izuki kepada Huda.”Salam kenal juga,Wakatsuki san.

”Hai Huda, nama ku Seishirou Kouta. Salam kenal” ujar Kouta mengenalkan diri.
”Salam kenal juga Seishirou san” balas Huda.

”Nah kalian sudah saling mengenalkan diri, ayo kita lanjut jalan ke sekolah” ajak Arisu. Di perjalanan mereka mengobrol satu sama lain dan mereka sudah sampai di sekolah,

”Huda kau harus melaporkan diri ke ruang guru untuk memberi tau kalau kau adalah murid baru di sekolah ini” ujar Arisu sambil mengganti sepatunya dengan sepatu khusus sekolah.

”Baiklah kalau begitu” lanjut Huda.

Saat pelajaran dimulai wali kelas Arisu memberi tahukan kalau ada murid baru kepada siswa di kelasnya, Arisu hanya tertawa kecil karena itu adalah Huda.

”Ya Huda kau boleh masuk ke dalam” panggil guru tersebut.Huda pun masuk dan dilihatnya banyak siswa siswi yang memperhatikannya dengan heran dan bertanya Tanya.

”nah kau boleh memperkenalkan diri sekarang.” 

" Baiklah, Nama saya Huda, cukup panggil Huda. Saya murid pindahan dari Indonesia, untuk ke depannya, mohon bantuan kerja samanya” ujar Huda memperkenalkan diri.suasana kelas masih dalam perasaan bertanya Tanya karena melihat Huda yang berbeda dan dikarenakan Huda adalah satu satunya murid pindahan dari luar di kelas tersebut.

”Nah Huda kau boleh duduk sekarang,” perintah guru tersebut.Huda mengangguk dan berjalan ke tempat duduk yang kosong yaitu di belakang Kouta dan setelah itu pelajaran dimulai. 

Saat isitirahat Huda hanya berdiam diri melihat ke jendela sambil mendengarkan music di earphonenya, tiba tiba datang seorang perempuan dengan rambut yang terurai panjang dan tiba tiba membanting telapak tangannya di meja Huda

,”Hei kau anak baru, walau kau anak baru di sekolah ini bukan berarti kau bebas bertingkah, ok. ” ujar anak itu tapi Huda tidak meresponnya karena tidak mendengarnya dan  meresponnya dengan wajah datarnya.karena merasa kesal dia tidak direspon,

 maka dia mencabut earphone itu dari telinga Huda.”Hei hei ada masalah apa ?” balas Huda dengan nada sedikit keras terhadap apa yang dilakukan perempuan tersebut.

”Kau mempunyai telinga hanya sebagai pajangan saja yah, aku barusan bilang rapikan rambut mu, seragam mu dan juga dasi mu itu, apa kau tuli ?” balas perempuan tidak mau kalah kerasnya.karena sedikit kesal,

 Huda hanya menghela nafas.” Baiklah aku minta maaf, itu kesalahan saya, tapi usahakan sopan sedikit” balas Huda.

”Huh, kau ini baru masuk ke sekolah ini jangan memulai masalah “ balas perempuan itu sambil melangkah pergi keluar.melihat hal itu Huda merasa lega karena masalah tersebut selesai dan melanjutkan mendengarkan lagu di hpnya dengan earphonenya setelah perempuan tersebut pergi

. “ Wah sepertinya kau sudah bertemu dengan Ketua Osis disini yang bisa dikatakan terlalu patuh akan peraturan di sekolah ini” ujar Seishirou kepada Huda

 “Well…. Memang siapa dia di sekolah ini ? sepertinya peraturannya cukup ketat juga” balas Huda sambil mengecilkan volume music di hpnya.

 “ baiklah akan kuberi tau, nama dia ada Hatsuzakura, Yuzuki. Anak dari pemilik sekolah ini, Tuan Hatsuzakura. Mereka adalah keluarga yang terpandang di kota ini dikarenakan pemilik dari perusahaan listrik disini dan….” 

“ Sebentar sebentar….. yang aku minta adalah siapa dia di sekolah ini, aku bukan minta info soal keluarganya” potong Huda..

 “ ooh iya, maaf maaf..intinya begitu sih. Penjelasan yang tadi cukup mewakili untuk menjawab pertanyaan mu” balas Seishirou.

 “ Ooh begitu, baiklah. Setidaknya dia tidak menganggu lagi dengan tingkahnya tersebut” sambung Huda.

 Tidak terasa sudah jam pulang sekolah, para siswa di sekolah tersebut beramai ramai pulang ke rumah masing masing, ada yang berjalan kaki bersama teman temannya dan ada yang bersepeda. Arisu, Seishirou dan Izuki juga sudah membereskan meja mereka dan bersiap pulang,

 “Huda, Ayo pulang. Kau mau menginap di kelas ini ?” ajak Arisu diikuti tertawaan 2 temannya.

 “ Aah kalian duluan saja, aku akan pulang agak sorean mungkin untuk mengitari lingkungan sekolah ini” respon Huda.

 “Ooh baiklah kalau begitu, jangan pulang terlalu malam atau kau tidak ikut makan malam nanti” balas Arisu. 

Huda meresponnya dengan mengangguk. Arisu, Seishirou dan Izuki pun meninggalkan Huda sendirian di kelas tersebut. 

“Well baiklah mungkin ini saatnya untuk sedikit berjalan jalan ke sekitar lingkungan sekolah ini” pikir Huda sambil merapikan mejanya dan memasang earphone nya.

 Lalu dia berjalan keluar dan melewati lorong sekolah dan mengganti sepatunya dan berjalan keluar, ditujunya adalah lapangan dan dilihat banyak anak anak berlarian. 

“well… seperti ini toh klub yang ada di sekolah ini. Ada baseball, atletik dan lainnya” dan dia berjalan lagi menuju belakang sekolah dan dilihatnya seorang laki laki yang berjalan memegang tembok sekolah dan dilihatnya banyak guru yang menanyakan kenapa dia. Huda lalu berjalan sedikit mendekat untuk mendengarkan pembicaraan mereka. 

“ Pak Yamada, apa anda tidak apa apa, kenapa bapak berjalan seperti kesakitan” Tanya salah satu guru. 

Guru yang diketahui bernama Pak Yamada hanya terdiam menunduk. 

“ Hei, pak kenapa kau diam saja ?” kata seorang guru lagi sambil memegang pundak Pak Yamada sambil mengangkat kepala nya. Tiba tiba Pak Yamada merespon dan memegang Tangan guru tersebut dan langsung menggigitnya,

 guru guru yang berada di dekatnya langsung menarik Pak Yamada dari tangan guru tersebut, bukan nya berhenti, Pak Yamada menggigit tangan guru lain yang menahannya, darah yang keluar dari tangan guru yang tergigit keluar begitu banyak dan dia berteriak kesakitan,

 melihat hal itu Huda bersiap mengambil langkah seribu dan tidak mempercayai apa yang telah terjadi, semua guru yang berjumlah 3 orang tersebut sudah tergeletak berdarah, sementara Pak Yamada hanya menunduk dan tiba tiba 3 guru tersebut yang dikira Huda sudah mati, bangkit dan mereka bertiga termasuk Pak Yamada melihat ke arah Huda dengan mulut yang sudah mengeluarkan air dan kulit mereka yang mulai sedikit mengkerut. 

“ Ooo tidak tidak, bapak bapak sekalian kenapa kalian melihat saya dengan tatapan seperti itu ?” ujar Huda sambil sedikit berjalan mundur.

 Tiba tiba salah satu guru tersebut mulai berjalan cepat diikuti guru lain yang sudah berubah termasuk pak Yamada. Melihat reaksi guru guru tersebut, Huda langsung berlari menyelamatkan dirinya melewati lapangan. 

Melihat Huda berlari, anak anak disana memanggilnya. “ Hei kau, anak baru. Kenapa kau berlari seperti orang ketakutan ?” panggil salah satu anak.

 “ lebih baik kalian pulang, kalian tidak akan percaya bila Guru guru sudah berubah menjadi makhluk aneh” balas Huda sambil terus berlari. 

“ada apa dengan anak itu. Baru satu hari sekolah disini sudah mengatakan hal aneh” respon salah satu anak. 

Guru guru yang sudah berubah itu masuk ke lapangan, 

“ Hei, itu bukannya pak Yamada ?” “iya dan 3 guru lainnya dan juga kenapa mereka berjalan seperti itu” cakap 2 anak sambil menunjuk ke 4 guru tersebut.

 Anak anak dari klub baseball tersebut mulai mendekati guru guru tersebut dan benar saja, guru guru tersebut mulai menyerang mereka, mulai dari menggigit, memakan mereka. Korban mulai berjatuhan dan mereka tidak mati tapi mereka hidup kembali dengan rupa dan wujud yang berbeda walau bagian tubuh mereka tidak utuh. Sementara itu Huda masih tetap berlari dan dilihatnya banyak orang yang sudah berubah, dan mengigit yang masih normal dan tidak sedikit yang diserang

 “ sial sial baru satu hari di negara ini tapi kenapa jadi begini” pikir Huda sambil terus berlari dan menghindari mereka.

 “ Oh iya, Arisu. Shit shit shit, lebih baik kutelpon dia”  ujar Huda sambil mengeluarkan Hp nya dan menekan tombol di hpnya.

 Terdengar suara sambungan.” Cepatlah Arisu, angkat angkat” dengan perasaan sedikit gelisah Karena tidak ada respon dari Arisu. Huda mempercepat larinya.

Tidak jarang terdengar suara sirine mobil polisi yang bergerak cepat

Sesampainya di rumah Arisu, dilihatnya rumah dengan suasana yang sepi dan sunyi, Huda mulai memasuki rumah tersebut secara perlahan.

 “Arisu… apakah kau didalam ?” ujar Huda pelan sambil melangkah pelan dan menutup pintu utama. 

Dimasukinya dapur dengan suasana sepi.Huda mulai naik keatas dan dilihatnya pintu kamar Arisu yang terbuka. Karena ingat dengan peraturan yang dikatakan Arisu, Huda mengetuk pintu nya sambil terus memanggil namanya, karena tidak ada respon maka Huda memasuki kamarnya, dilihat kamar nya yang sedikit berantakan. Huda mulai melihat sekitar, suasana sepi dan sunyi di kamar tersebut, disaat Huda melangkah ke tempat tidurnya dan mengambil buku yang tergeletak, tiba tiba Huda ditutup matanya oleh seseorang dari belakang, reflek karena serangan tersebut. Huda mengangkat orang tersebut dan menjatuhkannya ke tempat tidur. 

“AAaaaaah” teriak orang itu, 

 orang itu terjatuh ke tempat tidur, begitu pula dengan Huda terjatuh ke lantai. Sambil mengaduh kesakitan dan mengucek matanya, dilihat Arisu yang sudah terbaring tidak sadarkan diri di atas tempat tidur. 

“ Ya tuhan Arisu!!!” teriak Huda bangun dan mulai menyadarkan Arisu, 

karena tidak sadar juga. Huda berlari kebawah mengambil kain dan dibasahi nya dengan air hangat dan juga baskom berisi air bila kain tersebut kering. Kembali ke kamar Arisu, Huda mulai membenarkan posisi Arisu. Dilihatnya Arisu hanya memakai baju pendek,celana pendek dengan stocking hitam membuat rasa canggung di hati dan gerakan Huda, 

“ *Glek*, ini lah yang membuat aku bingung terhadap perempuan” dengan sedikit gemetar karena ini adalah pertama kalinya mengangkat perempuan, 

dibenarkan posisi Arisu dan diletakkan kain dengan air hangat di dahinya. Dilihatnya air mulai membasahi rambut dan poni duanya, Huda mulai menunggu nya hingga dia sadar. Karena tidak sadar juga dan melihat hari mulai gelap dan juga mengingat kejadian di sekolah. Huda memilih meninggalkan Arisu dan diselimuti dengan hoodienya, Huda mulai mengunci semua akses di rumah tersebut.

 “ Sudah jam segini, lebih baik aku saja yang memasak makan malam hari ini dan juga mungkin ada beberapa peralatan yang bisa digunakkan untuk melawan bila salah satu dari mereka datang” Pikir Huda sambil mengecek lemari dan rak di dapur…

 yang ditemukan nya hanyalah 2 buah pisau 

“Hmm mungkin ini sudah lebih dari cukup” pikir Huda sembari membereskan kembali dapur.

 Sementara itu di kamar Arisu, Arisu sudah tersadar dan menyadari di kepalanya terdapat kain yang menyelimuti dahinya. 

“eeehhh dimana ini ? oh iya aku terjatuh dari tempat tidur dan kenapa di dahi ku ada kain kompres ??” Tanya Arisu pada dirinya sendiri. Lalu Arisu turun ke bawah dan melihat Huda yang tertidur di meja yang penuh dengan barang barang dan dilihatnya 1 nampan yang berisi makanan dan minuman yang bertuliskan 

“ jangan lupa dimakan, Arisu. Maaf karena telah melakukan hal tadi” . melihat hal itu Arisu hanya bisa tersenyum dan mulai memakan makanan yang terdapat di nampan tersebut.

 Disaat makan, Arisu melihat orang yang memukul kaca pintu di ruang utama dan dilihatnya orang tersebut sudah penuh darah dan terluka. Melihat orang tersebut, Arisu berjalan menuju orang tersebut dan membuka kan pintu tersebut.

 “ Tuan apakah kau tidak apa apa ? kenapa kau berdarah dan terluka ? apa yang terjadi ?” Tanya Arisu panjang lebar akan tetapi orang tersebut hanya diam saja.

 Disaat Arisu melihat orang tersebut lebih dekat. “ AAAaaaaahhhhh!!!! Apa yang kau lakukan, Tolong, Huda!!!!!!!! Huda!!!!!  “ teriak Arisu meminta tolong karena orang tersebut menyerang dengan mulut terbuka kea rah dia dan mendorong dia hingga menabrak ke dinding.

 Arisu hanya bisa menahan orang tersebut dengan tangannya, akan tetapi tenaga dari orang tersebut sangat kuat, pasrah dengan yang akan terjadi, Arisu melemah kan tangannya dan menutup matanya seakkan dia menerima apa yang akan terjadi.

 “Maaafkan aku, Huda dan teman teman dan juga ayah, mungkin ini saatnya”  Mulut orang tersebut mulai mendekati leher Arisu menandakan akan mengigit lehernya,

 tiba tiba ayuna kursi melayang kea rah kepala orang tersebut dan membuat orang tersebut terlempar. 

“Jangan kau sentuh dia, kau manusia aneh ”  Huda sambil terengah engah karena dia memukul kepala makhluk tersebut dengan kursi yang berada didekatnya . Akan tetapi makhluk tersebut masih hidup dan bangkit kembali, melihat makhluk tersebut bangun. Huda langsung memngambil kursi itu lagi dan memukul kepala orang tersebut hingga hancur dan sudah tidak bergerak lagi

 “Hei Arisu, Arisu bangun hei kau, makhluk itu sudah mati. Hei Arisu bangun” ujar Huda sambil menggerakan kepala Arisu agar dia terbangun.

 Arisu lalu sedikit membuka matanya dan langsung menangis dan memeluk Huda. “Huda!!!! Makhluk apa itu tadi, aku hanya ingin menolongnya dan tiba tiba dia menyerang ku” jelas Arisu menjelaskan apa yang telah dialaminya.

 “ Baik Baik Arisu kau membuatku tidak bisa bernafas karena pelukan mu, lepaskan dulu. Aku tidak bisa bernafas” erang Huda sembari berusaha melepaskan diri dari pelukan Arisu.

 “Ooh iya iya, Maaf. Aku terlalu kaget dan … umm.. dan..”

 “ dan apa ?” Tanya Huda sambil menepuk dadanya karena tidak bisa bernafas.

 “ dan terimakasih telah menolong ku tadi” lanjut Arisu sambil sedikit malu.

” Well… sama sama by the way akan kujelaskan makhluk apa itu tadi” lanjut Huda. Lalu Huda menjelaskan apa yang dilihatnya saat dia pulang dari sekolah.

 Arisu pun menangguk paham dan seakkan tidka percaya apa yang telah diceritakan oleh Huda.

 “Lebih baik kita melihat apa yang terjadi lewat berita di televisi” usul Huda. Lalu mereka berdua berjalan ke ruang tamu. 

“ Arisu kau mendengarkan apa yang terjadi lewat berita dan aku akan segera kembali” ujar Huda sambil berjalan kembali ke dapur dan Arisu mengiyakannya. Saat di dapur,

 Huda mengangkat orang yang sudah tidak bernyawa tersebut dan membuangnya ke halaman. Lalu kembali ke ruang tamu sambil membawa pisau yang sudah dia dapatkan di dapur .

” Jadi, apa yang terjadi ?” Tanya Huda sambil meletakka pisaunya ke depan televisi.

 Lalu Arisu menjelaskan semuanya dan Huda cukup paham.” Baiklah, pertama kau telpon ayahmu ok” perintah Huda kepada Arisu dan Arisu mengiyakan perintah tersebut. Lalu terdengar bunyi yang cukup ramai diluar, 

“ Huda, itu suara apa ?” Tanya Arisu yang langsung ke belakang Huda,

 “ entahlah” respon Huda.

 tiba tiba listrik di kota tersebut mati dan kota menjadi gelap, begitu pula dengan rumah Arisu yang menjadi gelap gulita,

”Aaaaaahhhhhh Huda!!!!!!” teriak Arisu. Huda dengan reflek menggerakkan tubuhnya ke samping agar tidak terkena pelukan perempuan tersebut,

”Sssssstttttt diam, kau tidak perlu berteriak, tenanglah. Kita masih belum tau itu suara apa, jangan menarik perhatian suara tersebut untuk kesini. Syukur aku sudah terbiasa dengan gelap jadi penglihatan ku hanya berkurang 50%” perintah Huda sambil menutup mulut Arisu. 

Arisu mengangguk dan dia diam, Huda lalu melepaskan tangan dari mulutnya. “ Baiklah, keadaan sekarang gelap, suara aneh muncul, hanya kita berdua disini. Baiklah, kau tetap disini. Aku akan mencari sumber suara tersebut” perintah Huda sambil beranjak pergi dan membawa pisaunya 

"Tidak,Huda. Aku ikut dengan mu. Aku tidak berani sendirian di kegelapan seperti ini” Arisu mengelak perintah Huda sambil memegang erat tangan Huda. 

“Hufftttt baiklah kalau begitu, berjanjilah kau tidak berteriak ok ?” respon Huda sambil menghela nafas.

 Arisu mengiyakan. Lalu mereka berjalan keluar dari ruang tamu mencari sumber suara tersebut. 

“Tolonglah Arisu, jangan terlalu erat memegang nya” pikir Huda dalam hati. 

Arisu terus memegang tangan Huda dengan kedua tangannya hingga erat sekali karena Arisu takut akan kegelapan. Lalu mereka berjalan keluar rumah menuju sumber suara tersebut, pegangan Arisu semakin kuat karena kondisi yang semakin gelap karena lampu jalanan yang mati dan lampu rumah yang mati karena listrik yang padam dan Huda hanya bisa berdiam karena seorang perempuan yang baru dikenalnya memegang tangannya dengan sangat kuat, lalu mereka tidak menemukan apa apa dan mereka berjalan ke halaman belakang dimana makhluk yang menyerang Arisu mati,

 “ Hei, Arisu… makhluk yang disini mana ?” Tanya Huda, 

“ Aku tidak tau, Huda ayo masuk saja, disini terlalu gelap dan tidak siapa siapa disini” respon Arisu yang sudah tidak kuat lalu bunyi itu muncul lagi dan dilihat manusia manusia yang sudah berubah menjadi seperti mayat hidup itu muncul, tidak Cuma 2 tapi ada 6 berjalan ke arah Huda dan Arisu,

 “Huda, Huda mereka datang aku tidak mau mati sekarang dan berubah menjadi mereka” tangis Arisu sambil terus memegang tangan Huda,

” aku juga tidak mau mati sekarang” respon Huda, 

makhluk tersebut semakin dekat, 

“Arisu naik ke atas dinding pagar ini, kubantu kau naik” perintah Huda.

 “Tidak mau, kau akan melihat bagian bawah ku” balas Arisu yang melepas pegangannya dari tangan Huda sambil mengusap matanya. 

“ baiklah kalau begitu aku duluan yang naik” balas Huda sambil memegang atas dinding pagar tersebut. 

Baru Huda akan melompat untuk naik, Arisu sudah menahan pundak Huda, “ Baiklah, aku duluan yang naik tapi jangan melihat bagian bawah ku, ok “ ujar Arisu, 

“ Huffft, Iya iya, aku akan menutup mataku dan lebih baik cepat” balas Huda sambil membungkukan badannya dan membiarkan Arisu menaiki badannya.

 “ Jangan menengok keatas atau kupukul kau nanti” Arisu sambil berusaha untuk naik ke dinding pagar tersebut.

” Bagaimana aku akan menengok keatas sementara kepalaku menatap tembok pagar ini, tangan dan pundak yang menahan beban” balas Huda.

 Arisu sudah diatas dan Huda melompat dan memanjat dinding tersebut dengan mudahnya, masalah mereka tidak selesai begitu saja. Dibalik dinding pagar tersebut sudah banyak sekali makhluk tersebut dan mereka mengetahui keberadaan Arisu dan Huda lalu mereka berjalan kea rah dinding pagar tersebut dan berusaha meraih mereka berdua.

 “ Huda, Bagaimana ini ? aku takut, aku tidak mau mati sekarang juga” tangis Arisu kembali  meledak. 

“ssssssttttttttttttttt” Huda sambil menutup mulut Arisu. 

“ Aku juga tau kau tidak mau mati, aku juga begitu tidak mau mati dan berubah menjadi salah satu dari mereka. Ok, nah lebih baik kau tenang, jangan menangis apalagi mengeluarkan suara yang keras yang memancing mereka kearah kita ok ? deal ? kalau kau bisa melakukannya, aku berjanji akan melindungi mu dari mereka bahkan dari makhluk yang lebih seram lagi” jelas Huda sambil melepaskan tangannya dari mulut Arisu dan mempersiapkan pisau dapur yang dari tadi dipegangnya. Arisu mengangguk dan mengusap matanya,

 “ baiklah kalau sudah tenang ayo berjalan ke ujung tembok pagar ini dengan hati hati karena space pagar ini tidak terlalu besar jadi jaga keseimbangan mu, ok” ujar Huda sambil membalikkan badannya dan mulai melangkah,

 tiba tiba Arisu memegang tangan Huda dan menghentikan langkahnya, 

“ Ada apa lagi ?” respon Huda. “ Aku tidak bisa berjalan, kakiku gemetar dan aku terlalu takut untuk berjalan” balas Arisu sambil memegang erat tangan Huda.

 “Baiklah kalau begitu” Huda lalu melepas kan Hoodie nya. 

“ Apa yang kau lakukan Huda ? kenapa kau melepaskan jaket mu ?” Tanya Arisu, lalu hoodie tersebut dipakaikan ke Arisu, 

“Baiklah, gunakan Hoodie ku untuk menutup kepala mu agar tidak melihat mereka, lalu kau ku gendong di belakang” ujar Huda sambil membalikkan badannya dan membungkuk.

” Eh ? tidak apa ? “ Tanya Arisu lagi.

 “Baiklah kalau kau tidak mau” balas Huda sambil berdiri dan mulai melangkah. Lalu Arisu memegang tangan Huda lagi, 

“ Baiklah, tapi jangan sampai jatuh, aku tidak mau mati” ujar Arisu.

 “ iya iya iya iya” respon Huda sambil kembali membungkuk dan Arisu memeluk bagian belakang Huda dan Huda mulai perlahan mengangkat tubuhnya dan digendong lah Arisu di punggung Huda,

 “ Oh ya, pisau ini lebih baik aku buang saja terlalu berbahaya untuk dibawa bila membawa seseorang” lalu Huda membuang pisau itu ke halaman dan mulai lah mereka berjalan

. “ Kau siap, Arisu ? “ Tanya Huda,

 Arisu merespon dengan anggukan kepala. “ sial aku bisa merasakan dada dia, apa ini yang mereka sebut sebagai masa perkembangan atau pertumbuhan  manusia” pikir Huda.

 “ Huda kau jangan berpikir yang macam macam ok” ujar Arisu, 

Huda hanya bisa diam dan berkonsentrasi dengan langkahnya karena salah langkah saja, membuat mereka berdua jatuh ke kumpulan makhluk tersebut. Langkah demi langkah, secara perlahan, lalu Huda terdiam.

 “ Huda kenapa kita berhenti ?” Tanya Arisu,

 “ sebentar, diam dulu sebentar” balas Huda. Dilihatnya makhluk makhluk tersebut tertuju kepada seseorang yang berjalan terengah engah dan berteriak meminta tolong dengan kondisi badannya yang sudah berlumuran darah,

 “ Huda, kita harus menolongnya dan …..” 

“dalam kondisi seperti ini ? lihat aku sedang menggendong mu, kita diatas dinding pagar dan juga tanpa ada senjata atau bagaimana pun ” balas Huda yang memotong ucapan Arisu,

 Arisu hanya diam dan menundukkan kepalanya ke punggung Huda. Lalu makhluk yang berada di bawah dinding pagar itu melihat kea rah orang tersebut dan berjalan kea rah orang tersebut, Huda yang melihat reaksi makhluk makhluk itu berhenti melangkah dan membiarkan makhluk makhluk itu berjalan ke arah orang tersebut,  dan orang tersebut terjatuh dari langkahnya dan makhluk makhluk itu sudah mengerubungi, hanya terdengar jeritan minta tolong dari orang tersebut dan Huda hanya bisa menatapnya dengan datar.

 “ Huda ada apa ? apa yang terjadi” Tanya Arisu sambil mengangkat kepalanya,

 “ tidak, jangan melihat ini, kau tidak ingin melihatnya. Terlebih lagi, pegangan yang erat kita akan turun tapi di bagian sana” ucap Huda sambil memegang kepala Arisu dan menundukkanya. 

Sesampainya di bagian lain dari dinding pagar tersebut, Huda dan Arisu sudah turun dari dinding tersebut.

 “Huda ini jaketnya, kamu pakai lagi saja” ujar Arisu sambil melepaskan jaket Huda dari badannya

, lalu Huda meresponnya dengan memakaikan nya lagi. “ Pakai saja dulu, hangatkan tubuh mu. Ini masih malam hari dan kau juga hanya memakai pakaian yang kurang jadi pakai saja dulu. Kau bisa mengembalikkannya nanti” balas Huda datar

. Arisu yang kaget akan respon tersebut hanya bisa mengiyakan sambil membenarkan kacamatanya.

 “ terlebih lagi, sekarang sudah jam 1 pagi dan kondisi yang suram seperti ini. Bila kita kembali ke rumah mu itu sama saja bunuh diri, apa kamu punya saran ? “ Tanya Huda

 “ bagaimana bila ke rumah Izuki saja ?” “ apa kau yakin dia masih ada dalam kondisi yang kacau seperti ini ?” belum Arisu menjawab pertanyaan Huda, makhluk makhluk itu muncul kembali dan berjalan kea rah mereka.

 “ Oh Sheet, ayo Arisu… jawab nanti saja” ajak Huda sambil menarik tangan Arisu, dan Arisu belum sempat melihat apa yang dilihat Huda tapi dia tidak ingin melihatnya dan berlari bersama Huda. “ Huda,

 " Huda berhenti berhenti” “ kenapa ? “ lalu Arisu menunjuk kea rah mobil di ujung jalan. Lalu Arisu menarik tangan Huda dan berlari

. “ Hei hei tunggu tunggu kenapa kita harus kesana ? lihat kondisi dulu” respon Huda. 

Arisu lalu melepaskan tangan Huda, dan menuju pintu mobil itu dan Huda terjatuh.

 “ Pak tolong kami pak” ujar Arisu sambil membuka pintu mobil tersebut.

 “ Aaaaaahhhhhhhhhh Huda!!!!!!” teriak Arisu yang kaget dan segera menutup pintu itu kembali.

Huda yang mendengar suara Arisu berjalan ke arahnya sambil memegang bagian belakang tubuhnya yang sakit karena terjatuh tadi.

 “ Ada apa ? kan sudah kubilang jangan teriak” Tanya Huda.

 Arisu lalu menunjuk ke mobil tersebut “ coba kamu buka pintu mobil tersebut”

 karena penasaran Huda lalu berjalan kea rah dan membuka pintu mobil tersebut dan dilihatlah seorang polisi yang sudah mati dengan luka gigitan lehernya dan bekas tembakan di kepalanya.

 “ H- Huda, apa yang terjadi dengan dia ?” Tanya Arisu yang berada di belakang Huda yang masih kaget dan takut

. “ Hmmm… sepertinya dia diserang oleh makhluk tersebut dan digigit, dan karena kondisi yang tidak memungkinkan, dia lalu menembakkan dirinya sendiri dan dia mati” ucap Huda.

 “ Eh menembakkan diri sendiri ? darimana kau tau ?” Tanya Arisu 

lalu Huda menunjuk kea rah tangan pak polisi tersebut yang masih memegang pistol di tangannya.

 “ apa pistol itu masih bisa digunakkan ?” Tanya Arisu.

 “ Hmm sebentar” lalu Huda mengambil pistol tersebut dan memeriksanya.

 “ well…. Pistol ini masih bisa digunakkan tapi magasin nya sudah tidak ada pelurunya, jadi pistol ini sudah tidak bisa digunakan karena tidak ada pelurunya dan mungkin sudah digunakkan untuk menembak makhluk makhluk tersebut dan dia sudah terpojok di dalam mobil dan tersisa 1 peluru jadi dia menembak dirinya sendiri” jelas Huda sambil mengeluarkan magasin pistol tersebut.

 Arisu tampak lesu mendengar hal tersebut.

 “ tapi tenang saja kita masih bisa menggunakan ini” unjuk Huda sambil mengeluarkan tongkat baton dari kursi mobil polisi tersebut.

 “ itu apa ?” Tanya Arisu.

 “ Ini ? tongkat.. disebut Baton. Salah satu pelindung bagi polisi bila terlibat C.Q.B” jelas Huda sambil mengayunkan baton tersebut. 

“ C.Q.B ?”

 “Close Quarter Battle, pertarungan jarak dekat” jelas Huda. Lalu terdengar bunyi Handphone dari saku Arisu, 

“ Halo, dengan Arisu disini” 

“ Arisu chan!!!!!!!! Kau tidak apa apa kan ? dimana kau sekarang ?” balas seseorang dari handphone tersebut. 

“Eh iya aku tidak apa, Izuki apa kau ada di rumah ?” Tanya Arisu lagi

. " iya aku ada di rumah, kau dimana sekarang ?” balas seseorang dari handphone tersebut yang ternyata adalah Izuki. 

Arisu masih terus berbicara dengan Izuki lewat handphone nya, sementara Huda masih memeriksa mobil polisi tersebut. 

“ok ok aku akan kesana dengan Huda, sampai nanti” Arisu lalu menutup handphonenya.

 “ Huda, ayo kita ke rumah Izuki untuk berlindung sementara disana” ajak Arisu sambil menarik tangan Huda, 

“ eh iya iya sabar” respon Huda sambil menaruh sesuatu ke kantongnya. Lalu mereka berjalan dengan hati hati karena di setiap persimpangan jalan banyak sekali makhluk tersebut dan tidak jarang banyak mayat manusia yang mati dan darah dimana mana,

 “ Jadi dimana rumah Wakatsuki san ini ?” Tanya Huda sambil berusaha sedikit melepaskan pegangan Arisu yang ketakutan.

 “ itu sebentar lagi, setelah persimpangan itu kita belok ke kanan” tunjuk Arisu. Lalu mereka sampai di depan rumah Izuki.

 “ Hmm… Arisu, coba kau ketuk pintu rumahnya” 

“ Baiklah” lalu Arisu mengetuk pintu rumah tersebut dan terbuka lah pintu tersebut dan Izuki sudah menyambut mereka,

 “ Ayo cepat masuk,” ajak Izuki sambil menarik tangan Arisu dan Arisu menarik tangan Huda. Sesudah mereka bertiga masuk. Izuki lalu mengunci pintu rumahnya dan menutup nya dengan lemari dan meja. 

“ Arisu chan!!! Aku bersyukur kau selamat, Huda terima kasih kau melindugi Arisu” tangis Izuki sambil memeluk Arisu.

 “ well… yeah sama sama” respon Huda yang berusaha bangkit. 

“ Iya, Izuki tidak apa, Tidak apa. Aku disini sekarang. Kau sendirian disini ?” Tanya Arisu sambil mengusap kepala Izuki.

 “ Tidak, aku bersama Seishirou disini. Dia ketakutan dan dia menuju kesini” jelas Izuki. 

“ Ooh begitu, syukurlah” ucap Arisu. 

“Baiklah ayo kita keatas, Seishirou sedang diatas sambil mencari informasi tentang kekacauan ini” ajak Izuki Arisu mengiyakan,

 “ Ayo Huda, kita keatas” ajak Arisu sambil menarik tangan Huda. Huda hanya bisa mengiyakan dan menuruti perkataanya. Setelah sampai diatas,

 mereka bertemu dengan Seishirou yang sibuk mencari informasi tentang kekacauan ini,

 “ Bagaimana Seishirou san ? sudah ada perkembangan ?” Tanya Izuki sambil menyiapkan minuman untuk Arisu dan Huda. Seishirou hanya menggelengkan kepalanya,

“ Jadi sebenarnya apa yang terjadi ? seharusnya ini menjadi kehidupan yang tenang dan  damai untukku selama disini “ Tanya Huda kepada Seishirou.

 “ Jadi begini, makhluk makhluk tersebut adalah manusia yang terinfeksi oleh suatu virus melalui gigitan, dan virus ini masih belum diketahui nama dan asalnya darimana, kekacauan ini tidak terjadi disini saja, tapi sudah hampir seluruh kota mengalaminya” 

“ dan dimana pihak keamanan nasional seperti tentara atau apa saja ?” Tanya Huda lagi 

“ Tentara lebih mengamankan lokasi viral seperti kota pemerintah dan institut penting lainnya” jawab Kouta

. “Sekarang sudah jam 2 pagi, kenapa kalian tidak tidur saja ? “ Tanya Izuki.

”tidur dimana ?” jawab Kouta.

 “ Aku dan Arisu akan tidur di tempat tidur ku, kalian umm… bisa di ruang tamu”balas Izuki 

“Hmm.. baiklah, ayo Huda” ajak Kouta, 

Huda hanya mengiyakan. Lalu mereka berdua berjalan ke ruang tamu,

 Huda melihat Hoodie nya tergantung di depan kamar mandi, dan dia sudah bisa menyimpulkan kalau Arisu sedang mandi jadi dia membiarkan hoodienya tergantung.

 “Baiklah kau tidur di sofa ini, aku di sofa yang ini” ujar Kouta sambil langsung berbaring.

” Ok, tapi ada yang ingin kutanyakan” 

“ ya, apa itu?”

 “Kotak apa itu ?” Tanya Huda,

 “ ntahlah, saat aku tanyakan ke Izuki katanya itu milik Kakeknya dulu” jawab Kouta,

 “ Ooh begitu” setelah pembicaraan singkat Huda tidur di sofa kiri sementara Kouta tidur di atas sofa kanan ...

BERSAMBUNG ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar