Sabtu, 11 November 2017

[ Random Review ] Outlast II


We must rise to face them! There is no innocence among the outsiders in our midst. Give them, the knife, the club, the fist if it's all you've got! God rejoices in the spilling of wicked blood.
- Sullivan Knoth 


Outlast menjadi salah satu franchise horror yang dikenal bagi para pemain game terutama bagi mereka yang menggemari game horror. Setelah sukses memberikan kengerian dan kesan horror yang berbeda di game pertama dan DLC nya ( Outlast Whistleblower ). Red Barrel merilis Outlast II dengan nuansa dan jalan cerita yang berbeda dan menarik dari game sebelumnya, tentunya lebih memberikan sensasi olahraga jantung yang mengesankan

Outlast II sendiri merupakan seri lanjutan atau game ketiga dari franchise Outlast, game besutan Red Barrel ini dengan tetap menggunak Unreal Engine 3 sebagai pendukung grafis di game ini. Outlast II dirilis untuk All Platform ( PS4, XboxOne, PC, Linux, OSX )

JALAN CERITA

Di Outlast II, pemain kembali menjadi seorang jurnalis yang bernama Blake Langermaan yang bertugas untuk melakukan investigasi perihal seorang wanita hamil yang tewas secara misterius bernama Jane Doe. Proses peliputan serta investigasi ini membawa Blake masuk ke suatu wilayah di Arizona yang misterius, Blake melakukan peliputan ini bersama istrinya yang bernama Lynn. Disaat melakukan proses perekaman dengan menggunakan helicopter, helicopter tersebut mengalami masalah mesin secara misterius dan terjatuh. Blake selamat dari insiden tersebut tapi Lynn menghilang dan pilot dari helicopter tersebut ditemukan terikat dengan kondisi yang mengenakan dengan sekujur tubuhnya yang sudah dikuliti bersih, semakin Blake berjalan ke depan untuk mencari keberadaannya.Blake mulai menyadari bahwa tugas investigasi ini berubah menjadi tugas mencari keberadaan Lynn dan bertahan hidup di situasi yang belum pernah Blake alami.Blake tidaklah sendirian karena Blake berada di tengah tengah suatu konflik dari 2 kelompok kepercayaan, Blake harus bertahan hidup dari pertikaian konflik tersebut. Berada di tengah konflik dari sekte yang gila masih belum cukup karena Blake akan dihadapkan pada suatu halusinasi yang dimana akan membawa Blake ke sebuah sekolah lamanya, kengerian dimana hanya dihadapkan pada suatu lorong yang kosong, ruang kelas yang kosong dan halusinasi ini juga muncul disaat saat genting di dunia nyata.

GAMEPLAY

Outlast II masih sama dengan Outlast sebelumnya yaitu dengan menggunakan mode FPS dan yang pasti sensasi Horror. Pemain tidak bisa melawan dan hanya bisa berlari dan apa yang mengejar pemain dan bersembunyi ( dibawah tempat tidur, di dalam lemari hingga menyelam ) untuk bisa bertahan hidup. Sama halnya dengan game sebelumnya, pemain dibekali dengan kamera video dengan fitur Night Visionya untuk bisa melihat di kegelapan malam. Pemain juga masih harus mencari baterei untuk mengisi ulang energi di kamera video tersebut. Fitur baru di Outlast II adalah fitur dimana menyembuhkan diri dengan perban, hal ini berbeda dengan Outlast sebelumnya yang dimana otomatis akan menyembuhkan diri sendiri disaat terluka akibat terkena serangan. Dunia di Outlast II diperluas untuk di eksplorasi, tapi semakin luas daerah maka ancaman yang dating juga diperbesar. Bila di Outlast sebelumnya pemain akan lebih sering untuk bersembunyi dari ancaman yang mengejar maka di Outlast II, sensasi untuk bersembunyi seakan dihilangkan karena pemain akan dirasa lebih sering untuk berlari dan belari dari ancaman yang dating silih berganti. Disinilah potensi suatu kepanikan lebih dirasa disbanding harus bersembunyi dan menunggu ancaman tersebut pergi, potensi kepanikkan ini secara tidak langsung akan menyebabkan konsentrasi terganggu karena pemain berlari tanpa arah hanya untuk menyelamatkan diri.

GRAFIS

Unreal Engine 3, ya engine lawas ini berhasil diracik oleh Red Barrel dengan sangat mempersona, seakan tidak mau kalah denga kualitas game di tahun 2017 yang notabenenya sudah memiliki grafis yang bisa dikatakan wow tapi dengan efek magic dari Red Barrel untuk Outlast II memberikan kesan bahwa dengan engine lawas pun game ini masih bisa memberikan kualitas visualisasi yang tidak kalah menarik. Kesan kesan realistis juga sangat dirasakan terutama di bagian dunia halusinasi yang berada pada suatu lorong yang memberikan kesan lorong tersebut dirasa seperti foto asli.

SUARA LATAR dan MUSIK

Efek suara latar yang diberikan tidak jauh berbeda dengan game sebelumnya, efek music juga memberikan suatu sugesti bahwa kengerian dikejar sesuatu dari belakang memberikan sensasi olahraga jantung yang tidak mudah tenang efek suara yang tiba tiba membesar juga menjadi poin tambahan untuk menghasilkan efek jumpscare.

KESIMPULAN

Outlast II memberikan kesan permainan yang menarik dengan menggunakan tema suatu sekte sesat yang berkonflik memberikan kesan bahwa horror tidak mesti dari suatu makhluk besar dan seram, Kualitas visualisasi yang mengagumkan didukung juga dengan music latar yang mudah membuat olahraga jantung terus terjadi. Wilayah yang diperluas untuk dieksplorasi memberikan kesan untuk berpikir dimana dan kemana pemain harus dituju dan kesan berpikir sebelum melangkah adalah kunci sederhana untuk bisa tetap bertahan hidup dari segala ancaman yang akan dating. Namun di Outlast II mulai mengurangi kualitas dari apa itu Jumpscare, atmosfir itu dirasa mulai dikurangi dan memfokuskan pada kesan gelapnya malam, gore dan tindakan kekerasan psikologis juga semakin ditampilkan dibandingkan dengan game sebelumnya. Outlast II pun juga menjadi seri Outlast yang lebih memunculkan kesan “ kejar kejaran “ disbanding “ bersembunyi “ seperti halnya di Outlast sebelumnya. Secara pribadi, Outlast II menjadi suatu game horror yang belum semenarik Outlast sebelumnya karena gameplay yang sama secara keseluruhan dan kesan jumpscare yang sedikit dihilangkan, tapi dibalik kekurangan tersebut dapat ditutupi dengan kesan menyeramkan apabila dikejar di suatu wilayah yang luas dan diselimuti kepanikan sehingga kesan horror yang berbeda dapat dirasakan. Begitu pula dengan perpindahan scene dari dunia nyata ke dunia halusinasi yang secara mendadak juga memberikan kesan suatu keseraman tersendiri. Outlast II diciptakan bagi mereka yang ingin melatih konsentrasi disaat dikejar di kegelapan malam dibanding harus bersembunyi.

KELEBIHAN

  • Kualitas visualisasi yang mengagumkan dari game sebelumnya
  • Konten psikologi yang ditingkatkan untuk memberikan kesan horror tersendiri
  • Dunia halusinasi yang merupakan hal baru yang ditambahkan bahwa dunia nyata masih belum seram disbanding dunia halusinasi tersebut


KEKURANGAN

  • Lebih baik berlari disbanding bersembunyi
  • Jalan cerita yang sulit dimengerti dengan akhir cerita yang aneh
  • Kacamata yang tidak mudah rusak ( setidaknya goresan ) ?
  • Kurangnya adegan dikejar dari antagonis lain ( contohnya di Outlast I, pemain akan terasa sering dikejar oleh manusia besar )
  • Dunia semakin luas memberikan kesan bingung kemana jalan cerita yang akan dilalui.



OUTLAST II : 8.4/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar